LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Hila Japi, mantan Wartawan Harian Umum Flores Pos edisi Jakarta menyampaikan terima kasih kepada semua orang yang berjasa kepadanya, khusus terkait penanganan sakitnya selama ini dengan caranya masing-masing, termasuk doa. Karena itu semua yang membuat kesehatannya kini kian jauh membaik.
Ia menyampaikan itu melalui Pieter Sambut, koleganya, per telepon dari Borong kepada media ini di Labuan Bajo, Rabu (20/9/2023) malam.
Borong ibu kota Kabupaten Manggarai Timur dan Labuan Bajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat. Kedua daerah otonom yang sama-sama mekar dari Kabupaten Manggarai tersebut bagian dari Flores, NTT.
Seperti diwartakan media ini sebelumnya, kondisi mantan wartawan Harian Umum Flores Pos edisi Jakarta, Hila Japi, memprihatinkan.
Menurut Sambut, perkembangan kesehatan dari saudaranya, Hila Japi, sekarang jauh membaik. Dan itu mulai terasa ketika dia (Japi) menginjakan kakinya di tanah tumpah darahnya Flores beberapa hari lalu dari Jawa.
Hal sehat mulai terasa sejak dia menginjakan kaki di Labuan Bajo, Senin (18/9/1013), lalu terus berlanjut ketika melintasi wilayah Manggarai hingga tanah Manggarai Timur, Rabu (20/9/2023). Dan ini semua berkat doa para penjasa.
“Kraeng (tuan) Hila sekarang lagi tidur. Tadi dia pesan saya untuk sampaikan terima kasih kepada semua yang membantunya, doa dan sebagainya,” ungkap Pieter Sambut.
Berkat doa semuanya, menurut Pieter Sambut, kesehatan beliau kini mulai pulih, kemajuannya baik sekali. Perkembangan kesehatan kraeng Hila sekarang luar biasa. Itu karena doa dari semua yang membantunya, penjasanya.
Di Manggarai Barat, kraeng Hila dan lain-lain sempat melancong di beberapa destinasi wisata setempat, antara lain di Golo Mori dan Tanjung Bunga.
“Kami sempat ke Golo Mori dan Tanjung Bunga. Kraeng Hila kuat dan semangat sekali,” komentar Pieter Sambut.
Pieter Sambut menambahkan, solidaritas pihak pers di Manggarai Barat, Manggarai pun Manggarai Timur terhadap kraeng Hila luar biasa.
Integritas, dan berbagai nilai positif lain dari rekan media patut diapresiasi. Hal macam ini mesti terus dipertahan, diperkuat, katanya.
“Tadi kami baru bisa keluar dari Labuan Bajo sekitar jam dua bekas siang. Banyak yang datang bertemu kami, bersua dengan kraeng Hila,” kata Pieter Sambut.
Di Ruteng, Manggarai, lanjut Pieter Sambut, sambutan keluarga, sahabat, kenalan dan lain-lain juga begitu luar biasa. Bahkan mereka tahan untuk ambil bagian merawat kraeng Hila.
“Di Borong juga begitu,” sambung Pieter Sambut. *
Penulis: Andre Durung / Editor: Wentho Eliando