RUTENG, FLORESPOS.net – Sesuai dengan data temuan dan pengobatan obat antiretroviral (ARV) di RSUD Ruteng, tercatat bahwa sebanyak 35 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Manggarai raya, NTT, masuk kategori lost follow up (tidak lagi meminum obat ARV) alias hilang kontak.
Para ODHA tersebut berasal dari Manggarai sejumlah 28 orang, Manggarai Timur (Matim), 5 orang, dan Manggarai Barat (Mabar,) 2 orang dari tahun 2013 sampai dengan 2022.
Menurut Sekretaris Pengelola KPAD Manggarai Kosmas Takung di Ruteng, Rabu (31/5/2023), pihaknya memiliki data terkait ODHA di Manggarai raya yang berurusan dengan RSUD Ruteng sejak tahun 2013 silam. Dalam data itu terkafer juga ODHA tidak lanjut menggunakan obat ARV yang disediakan gratis dari pemerintah.
“Para ODHA tidak diketahui lagi keberadaan nya. Karena tidak lagi rutin meminta obat ARV seperti biasa,” katanya.
Dikatakan, tidak diketahui alasan para ODHA tidak mau meneruskan meminum obat itu. Karena tidak ada kontak lagi, maka tidak diketahui lagi keadaannya hingga sekarang.
Para ODHA, demikian pensiunan PNS itu, diharapkan tetap meminum obat ARV untuk menjaga kesehatannya. Terlebih obat yang mahal itu diberikan gratis oleh pemerintah.
Berdasarkan data temuan dan pengobatan ARV di Manggarai hingga tahun 2022, lanjut Kosmas Takung, terdata 523 ODHA yang berobat di RSUD Ruteng (2013-2022). Rinciannya, Manggarai, 250 orang, Matim, 70 orang, dan Mabar, 62 orang, dan lain-lain, 131 orang.
Data lain, ODHA yang ditemukan dan pernah meminum obat ARV sejumlah 443 orang yang terdiri dari Manggarai 224 orang, Matim 45 orang, dan Mabar, 43 orang.
Lalu, ODHA yang ditemukan dan pernah minum obat ARV dan meninggal dunia, 80 orang dengan rincian Manggarai, 36 orang, Matim, 14 orang, dan Mabar, 13 orang.
Kemudian, ODHA yang sedang menjalani pengobatan ARV sebanyak 327 orang yang terdiri dari Manggarai, 205 orang, Matim, 46 orang, Mabar, 77 orang, dan lain-lain 131 orang.
Sebelumnya, Ny. Steny dalam momen sosialisasi penanganan HIV/AIDS di Kota Ruteng mengatakan, sakit ini tidak diinginkan oleh siapapun. Tetapi, yang telah sakit diharapkan proaktif untuk berobat atau memeriksakan diri.
“Kalau tidak, risiko besar terjadi pada diri ODHA itu. Hanya dengan hidup sehat dan rutin meminum obat, ODHA tetap terjaga kondisinya,” katanya. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor:Anton Harus