ENDE, FLORESPOS.net – Perum Bulog Cabang Ende hingga saat ini belum menyerap Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) dari petani lokal.
Bulog Ende mengalami kendala perbedaan harga yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan harga jual dari petani.
“Kami mengalami kendala pada harga. Misalnya harga Gabah Kering Giling (GKG) berdasarkan HPP Rp5.750/kg dan Beras Rp.9.000/kg. Sedangkan harga yang ditawarkan petani di lapangan lebih dari HPP maka kami tidak bisa serap beras lokal”.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Bulog Cabang Ende, Pieter E De Haan kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (2/3/2023) lalu.
Kepala Bulog Ende mengatakan, saat ini harga gabah petani masih di atas harga beli yang ditetapkan oleh pemerintah maka Bulog Ende tidak bisa menyerap beras lokal dari petani.
Selain itu berdasarkan hasil survei dari Bulog hasil beras dari petani lokal masih sebatas memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri. Jika lebih maka dijual sendiri oleh petani di pasar dengan kisaran harga Rp12.000 per/kg.
“Hasil panen petani di sini juga masih kurang dan untuk konsumsi sendiri. Jika dijual maka langsung ke pasar,” katanya.
Kepala Bulog Ende juga mengatakan saat ini stok beras di gudang semakin menipis. Stok yang tersisa saat ini sebanyak 59 ton dan diperkirakan mencukupi kebutuhan satu bulan ke depan.
“Stok kita makin tipis maka kita hentikan penjualan melalui kerja sama dengan toko atau pemilik kios. Kita hentikan dulu sambil menunggu stok baru,” katanya.
Satu pekan ke depan Bulog Ende akan kembali mendapatkan pasokan beras sebanyak 700 ton lebih yang dikirim dari Surabaya.
“Jika tidak ada halangan cuaca maka sekitar 700 ton lebih akan masuk di Ende pada tanggal 9 atau 10 Maret,” katanya.*
Penulis: Willy Aran/Editor: Anton Harus