Jalan Waning-Kalo-Metang-Simpang Rewas Ditumbuhi Belukar, 3 Desa Terisolir

- Jurnalis

Kamis, 2 Maret 2023 - 17:54 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota DPRD Mabar Bernadus Ambat saat reses di Desa Wae Buka, Kecamatan Ndoso baru-baru ini.

Anggota DPRD Mabar Bernadus Ambat saat reses di Desa Wae Buka, Kecamatan Ndoso baru-baru ini.

LABUAN BAJO,FLORESPOS.net – Kondisi ruas jalan Waning-Kalo-Metang-Simpang Rewas di wilayh Kecamatan Ndoso Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memprihatinkan. Sebabnya sudah lama ditumbuhi rumput liar, tidak dilalui kendaraan gegara belum diaspal/hotmix.

Jembatan Wae Uwu, penghubung wilayah-wilayah itu pun mubasir. Dampak lanjutannya sejumlah desa setempat terisolir akibat tak digunakannya jembatan dan jalan yang belum diaspal itu selama ini.

Kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar bersama DPRD setempat diminta supaya segera mengalokasikan anggaran demi peningkatan jalan Waning-Kalo-Metang-Simpang Rewas yang telah berubah wujud menjadi ruas belukar akibat belum diaspal/hotmix jalur tersebut.

Kepada Florespos.net di Labuan Bajo, Kamis (2/3/2023), anggota DPRD Mabar, Bernadus Ambat,  mengatakan, ruas jalan Waning – Kalo – Metang – Simpang Rewas panjangnya sekitar 5-7 kilo meter (km). Dibuka secara swadaya oleh masyarakat setempat puluhan tahun silam dan sudah ditellford.

Namun, kata Ambat, ruas itu tidak cukup cuma ditanami batu/tellford, karena dasarnya karang. Masyarakat membelah karang dengan peralatan munual ketika menggali jalan tersebut. Dengan dasar karang, semestinya langkah lanjutan harus ditaburi aspal atau lebih baik lagi kalau di-hotmix sekalian.

Baca Juga :  TKD Manggarai Barat Belum Gajian, BKAD Masih Tunggu Pendataan PPPK

Tetapi faktanya tidak. Masyarakat setempat enggan memanfaatkan ruas itu karena riskan. Kendaraan juga tak mau lewat situ, mungkin beresiko. Sehingga ruas tersebut selama ini menjadi hutan kembali. Badan jalan yang sudah ditellford ditumbuhi rerumputan liar, jadi semak belukar lagi.

Dampak lanjutannya jembatan Wae Uwu yang jadi penghubung 4 desa setempat, yaitu Desa Waning dengan sejumlah anak kampung tiga desa di sebelah timurnya lumpuh total. Anak-anak kampung tersebut antara lain Kampung Kalo Desa Tehong, Kampung Metang Desa Wae Buka serta Kampung Golo Lewe, Kampung Rewas dan Kampung Wahang di Desa Lumut.

Kampung Kalo Desa Tehong, Desa Wae Buka dan Desa Lumut pun menjadi terisolir karena tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda 4/6 maupun rodak dua/sepeda motor gegara ruas jalan itu belum diaspal/hotmix.

Khusus jembatan Wae Uwu, belakangan dibangun dengan APBD 2 Mabar 2 tahun anggaran berturut-turut. Jumlah dananya sekitar Rp. 2 miliar. Kasat mata jembatan tersebut masih baik. Tetapi karena tak dimanfaatkan jadinya mubasir, dampak belum diaspal/belum dihotmixnya ruas jalan tersebut.

Baca Juga :  Lantik 7 Kades Terpilih, Ini Pesan Wakil Bupati Manggarai Timur

“Saya orang situ. Saya juga reses baru-baru ini, di Pebruari dua ribu tiga ini di wilayah itu. Saya datang dan lihat sendiri kondisi jalan dan jembatan Wae Uwu. Miris sekali,” Tandas Ambat.

Oleh sebab itu, diminta dengan sangat kepada Pemkab Mabar bersama DPRD Mabar segera alokasikan anggaran untuk aspal/hotmix ruas jalan Waning-Kalo- Metang-Simpang Rewas.

Lanjut Ambat, wilayah itu daerah penghasil komoditi perdagangan, antara lain kopi, cengkeh, fanili, dan cokelat/kakao. Juga sebagai gudang buah-buahan, seperti durian dan lain-lain.

Namun hingga kini masyarakat setempat pergi menjual hasilnya di pasar-pasar setempat, antara lain ke Tentang kota Kecamatan Ndoso, menggunakan kuda dan lainnya. Ada pula yang pikul, jalan kaki 5-7 kilo meter.

“Tuan bayangkan pikul durian. Itu sama seperti pikul batu. Sudah begitu berduri pula. Kita seperti kuda beban. Sakit kan? Sedih,” kata Ambat serius.

Kondisi di atas, tambah Ambat, juga diangkat oleh masyarakat Desa Tehong dan penduduk Desa Wae Buka ketika saya reses di 2 desa tersebut akhir Pebruari 2023 lalu, katanya. *

Penulis: Andre Durung/Editor:Anton Harus

Berita Terkait

Gunung Api Anak Ranaka di Manggarai NTT Naik Status Ke Level Waspada
5.741 Warga Manggarai Raya Ikuti Tes PPPK di Labuan Bajo
Dewan Minta Pemkab Manggarai Barat Evaluasi Perumda Bidadari
Reses di Desa Nuaone Detusoko, Nando Watu Dorong Pemdes Selesaikan Masalah Adminduk
Pemungutan Suara Ulang Pilgub NTT di Flores Timur, Ini Jumlah DPT Dua TPS Pukentobi Wangibao
Pandangan Mariana Lusia Tentang Permaculture
FLC: Pengembangan Pertanian Regeneratif dan Permaculture Dukung Pariwisata Berkelanjutan
Kantor KPU Nagekeo Didatangi Kasat Intelkam, Ada Apa?
Berita ini 35 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 07:42 WITA

Gunung Api Anak Ranaka di Manggarai NTT Naik Status Ke Level Waspada

Selasa, 3 Desember 2024 - 19:23 WITA

5.741 Warga Manggarai Raya Ikuti Tes PPPK di Labuan Bajo

Selasa, 3 Desember 2024 - 18:55 WITA

Dewan Minta Pemkab Manggarai Barat Evaluasi Perumda Bidadari

Selasa, 3 Desember 2024 - 13:02 WITA

Reses di Desa Nuaone Detusoko, Nando Watu Dorong Pemdes Selesaikan Masalah Adminduk

Selasa, 3 Desember 2024 - 12:09 WITA

Pemungutan Suara Ulang Pilgub NTT di Flores Timur, Ini Jumlah DPT Dua TPS Pukentobi Wangibao

Berita Terbaru

Peserta tes PPPK 3 Manggarai NTT 2024 sedang menunggu giliran tes di ruang tunggu Kantor Bupati Mabar di Labuan Bajo, Selasa (3/12/2024).

Nusa Bunga

5.741 Warga Manggarai Raya Ikuti Tes PPPK di Labuan Bajo

Selasa, 3 Des 2024 - 19:23 WITA

Anggota DPRD Manggarai Barat, Bernadus Ambat

Nusa Bunga

Dewan Minta Pemkab Manggarai Barat Evaluasi Perumda Bidadari

Selasa, 3 Des 2024 - 18:55 WITA