RUTENG, FLORESPOS.net – Warga Manggarai NTT baik di kota maupun desa agar waspada dengan serangan demam berdarah dengue (DBD). Dasarnya, pada awal tahun 2023 ini, sudah sebanyak 28 orang positif DBD.
Kepada wartawan di Ruteng, Kamis (2/3/2023), Kadis Kesehatan Manggarai drg. Bartolomeus Hermopan melalui Sekretaris Marten Oman mengatakan, sesuai dengan data yang ada, DBD harus diwaspadai oleh siapa saja. Faktornya, nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue sudah ada di sekitar lingkungan hidup manusia.
“Jadi, gigitan nyamuk itu bisa terjadi kapan saja. Karena itu, dari sekarang edukasi dan upaya pencegahan terus dilakukan,” katanya.
Dikatakan, waspada tinggi memang harus karena pada dua bulan pertama (Januari dan Februari) tahun ini, sudah ada pasien positif DBD sesuai dengan data laporan puskesmas-puskesmas di Manggarai ini.
Menurutnya, total pasien DBD sebanyak 28 orang dengan rincian Januari sejumlah 5 orang dan Februari 25 orang. Februari naiknya tinggi sekali.
Dari jumlah tersebut, demikian Sekretaris Marten, untuk sementara berasal dari lima kecamatan, yakni Langke Rembong, 15 kasus, Wae Rii, 4 kasus, Ruteng, 5 kasus, Satar Mese, 4 kasus, da Satar Mese Utara, 4 kasus.
Kecamatan lain seperti Satar Mese Barat, Cibal, Cibal Barat, Reok, Reok Barat, Rahong Utara, dan Lelak tercatat nihil. Wilayah-wilayah belum ada kasus, tetapi tahun lalu pernah memiliki kasus DBD banyak.
Atas apa yang terjadi, demikian Sekretaris Marten, tindakan penanganan telah mulai dilakukan dengan penyebaran abate untuk membunuh jentik nyamuk dan membasmi nyamuk dewasa dengan pengasapan (fogging).
Fogging untuk awal tahun ini, lanjut Sekretaris Marten, telah dilakukan di Kecamatan Satar Mese, yakni di Desa Wewo dan Ponggeok. Dan, lalu Kecamatan Ruteng di Ngkor. Untuk Kecamatan Langke Rembong sudah dijadwalkan, tetapi masih menunggu cuaca agak kering.
Kepada masyarakat, Sekretaris Marten, mengimbau agar membersihkan lingkungan rumah, tempat-tempat yang lembab dan berair harus disingkirkan agar tidak menjadi biang berkembangnya jentik nyamuk. Kalau tidur, harus selalu menggunakan kelambu.
Seorang warga Kota Ruteng, Domi Wara mengatakan, upaya pencegahan sebaiknya dilakukan dalam gerakkan agar semua terdorong untuk membasmi semua tempat perindukkan nyamuk. Kalau tidak, orang merasa biasa-biasa saja dengan DBD ini.
“Perlu gerakan bersama agar setiap orang atau rumah tangga disadarkan akan bahaya DBD. Dengan itu, semua bergerak untuk membersihkan lingkungan agar nyamuk penyebab DBD tidak terus berkembang,” katanya. *
Penulis:Christo Lawudin/Editor:Anton Harus