RUTENG, FLORESPOS.net – Kondisi beras untuk operasi pasar di Manggarai dan Matim, NTT dalam kondisi gawat karena tersisa tinggal 8 ton saja hingga sekarang ini.
Kepada wartawan yang dihubungi per telepon, Selasa (28/2/2023) malam, Kepala Perum Bulog Ruteng, Muthain Muhammadong mengatakan, kondisi stok beras terus menurun akibat banyaknya permintaan operasi pasar baik di Manggarai maupun Matim, belakangan ini. Pekan lalu, stok di gudang masih 17 ton dan kondisi riil sekarang tinggal 8 ton saja.
“Stok terus berkurang karena beras keluar terus untuk operasi pasar. Operasi pasar harus dilakukan mengingat kondisi beras pada masyarakat juga menipis dan harga terus melambung,”katanya.
Dikatakan, kondisi stok yang ada memang cukup mencemaskan di tengah tingginya permintaan operasi pasar. Stok itu bisa saja cepat habis kalau permintaan operasi pasar makin banyak.
Menurutnya, dalam situasi seperti sekarang, Bulog akan berkoordinasi dengan Pemkab dua daerah dalam menyikapi kondisi riil ini. Koordinasi penting sekali agar masalah yang ada bisa tertangani secara baik.
Kabulog Muthain mengatakan, keadaan stok seperti ini tidak bisa dihindari karena pasokan baru beras dari Jawa Timur praktisnya belum tiba Manggarai. Kondisi akan nyaman jika pasokan beras sudah tiba nantinya.
Sebetulnya, demikian Kabulog Muthain, tidak ada masalah berkaitan dengan stok kalau saja tidak ada kendala dalam pengangkutan beras dari Jawa Timur ke Pelabuhan Kedindi Reo. Jadwalnya tiba per 21 Februari 2023 lalu.
Faktanya kemudian, lanjut Kabulog Muthain, beras baru belum masuk Reo. Kapal dipastikan baru akan sandar di Pelabuhan Kedindi, awal Maret. Dan, informasi terbaru, kapal pengangkut beras tiba Reo, per 3 Maret 2023.
Kabulog Muthain ketika itu meminta doa agar semuanya lancar, kapal bisa tiba tepat waktu di Reo. Doa-doa dibutuhkan agar dijauhkan dari segala macam kendala dalam proses pemasukkan beras baru untuk Manggarai dan Matim ini.
Sebelumnya, Wabup Matim, Sipri Habur ketika bersilaturahmi dengan jajaran Perum Bulog Ruteng, pekan lalu, mengatakan, kebutuhan beras tinggi sekarang ini karena stok pada warga sudah sangat menipis dan bahkan tidak ada lagi. Solusi harus dilakukan operasi pasar.
“Permintaan kami dari Matim, Bulog harus terus lakukan operasi pasar beras. Penting sekali untuk atasi masalah pangan warga dan untuk mengendalikan harga yang terus melambung,” katanya.
Masalah stok beras di Perum Bulog Ruteng seperti diberitakan media ini sebelumnya, hingga pekan lalu tinggal 17 ton lebih. Stok yang tidak banyak itu membuat tidak nyaman di tengah tingginya kebutuhan masyarakat dan melambungnya harga beras di pasaran yang mencapai Rp 15 ribu per kilogram dan bahkan lebih. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor:Anton Harus