ENDE, FLORESPOS.net–Keputusan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang mewajibkan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi NTT memulai jam kegiatan belajar mengajar (KBM) pukul 05.00 Wita mendapatkan beragam respons dari kepala sekolah.
Keputusan tersebut juga menjadi perhatian Kepala SMAN 1 Nagapanda, Kabupaten Ende, Simon Lowa,S.Pd.
“Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan dan kualitas pendidikan, keputusan ini baik dan kita dukung. Namun akan lebih baik lagi jika keputusan ini dibuat setelah dilakukan kajian mendalam, baik secara akademis maupun aspek sosial kemasyarakatan lainnya. Mesti ada kajian dan sosialisasi yang cukup, jika keputusan ini nantinya diberlakukan secara merata di NTT. Dengan berbagai pertimbangan, terutama, geografis, ekonomi, sisial, keamanan dan lain sebagainya. Terus terang, keputusan ini akan memberikan dampak luas bagi guru, siswa dan orangtua murid,” kata Simon Lowa kepada Florespos.net yang dihubungi pertelepon, Selasa (28/2/2023).
Simon Lowa mengatakan, keputusan gubernur terkait sekolah dimulai pukul 05.00 Wita ini baru ia ketahui melalui berita-berita media. Dan sudah ada 10 sekolah di Kota Kupang yang suah mulai menerapkan jam KBM pukul lima pagi.
Simon berharap program ini bisa sukses dan memberikan dampak yang positif bagi kemajuan dan kualitas pendidikan di NTT.
“Saya belum melakukan apa-apa terkait informasi ini. Sampai sekarang kami belum menerima surat edaran resmi dari gubernur atau Dinas Pendidikan Provinsi NTT. Saya belum melakukan sosialisasi atau memberitahukan kepada orangtua murid. Karena kami sekolah yang ada di kecamatan ini membutuhkan waktu untuk bisa melaksanakan kegiatan KBM yang dimulai jam lima pagi. Sekarang KBM dimulai jam 7.15 saja masih ada siswa yang terlambat, apalagi kalau dimajukan lebih pagi lagi. Nangapanda ini medannya agak sulit. Jalan masih banyak yang rusak. Transportasi umum pun masih sulit. Belum lagi secara ekonomi pasti menambah anggaran bagi keluarga. Ini semua mesti menjadi perhatian bersama,” kata Simon Lowa.
Bangun Asrama dan Mes Guru
Lebih lanjut Simon Lowa mengatakan, jika kebijakan ini nantinya diterapkan secara merata di NTT, maka mesti ada solusi bagi siswa dan guru yang tinggal jauh dari sekolah.
Pemerintah mesti membangun fasilitas pendukung untuk siswa dan murid.
“Kalau dibangun asrama dan mes guru yang baik di lingkungan sekolah, program ini bisa dijalankan dengan baik. Siswa dan guru bisa terkonsentrasi pada satu titik yang tidak jauh dari sekolah. Itu artinya mesti ada dana tambahan untuk biaya asrama dan makan minum anak sekolah. Kecuali ada kebijakan bahwa asrama yang dibangun pemerintah tidak berbiaya. Namun semua ini pada intinya butuh kajian yang lebih matang. Agar kebijakan ini sungguh memberikan dampak positif bagi peningkaan kualitas pendidikan di NTT,” kata Simon Lowa. *
Penulis: Anton Harus/Editor: Wentho Eliando