RUTENG, FLORESPOS.net – Kondisi pangan jenis beras yang tersedia pada Perum Bulog Ruteng, NTT, sudah sangat menipis. Jumlahnya tinggal 17 ton lebih untuk kebutuhan publik Manggarai dan Manggarai Timur (Matim).
Kepada wartawan di Ruteng, Jumat (24/2/2023), Kepala Perum Bulog Ruteng, Muthain Muhammadong mengatakan, kondisi riil beras pada Perum Bulog tidak terlalu banyak. Kondisi ini memang tidak ideal dengan kondisi sekarang ini, yakni tinggi kebutuhan masyarakat.
“Kondisi ini memang sangat tidak nyaman. Bila permintaan untuk operasi pasar tinggi dari dua kabupaten, maka bisa dipastikan stok yang ada cepat habis,” katanya.
Dikatakan, operasi pasar sudah mulai dilakukan di Matim dan Manggarai. Terbaru di Reo, Manggarai. Kalau operasi pasar dilakukan pada banyak tempat, maka bisa dipastikan beras terus keluar dan sudah pasti stok pun terus menerus turun.
Menurutnya, mengapa stok tidak ideal seperti sekarang? Karena beras yang diminta belum tiba Ruteng. Pasokan beras itu dari Jawa Timur sesuai dengan pengaturan dari Bulog Pusat.
Jadwalnya, demikian Muthain, kapal yang membawa beras itu tiba tanggal 21 Februari di Reo, Manggarai. Tetapi, pelbagai kendala teknis membuat jadwalnya undur ke awal Maret 2023 ini. Dalam kurun waktu yang ada ini, kondisi beras tinggal belasan ton saja.
Beras yang sedang dalam perjalanan itu, lanjut Muthain, jumlahnya sebanyak 1.400 ton. Kalau beras pasokan baru tiba, maka bisa pastikan situasi nyaman dalam hal penyediaan kebutuhan publik masyarakat.
Sedangkan Wabup Matim, Siprianus Habur yang ketika itu sedang melakukan kunjungan silaturahmi dengan petinggi Perum Bulog Ruteng, Kamis (23/12/2023) mengatakan, kedatangannya selain untuk bersilaturahmi, juga untuk menyampaikan terimakasih atas respon cepat Bulog atas permintaan Pemkab untuk diadakan operasi pasar.
“Terbaru di Kecamatan Kota Komba. Kita arahkan ke sana karena situasi yang berat pada masyarakat pasca pisang terserang penyakit. Daya beli rendah akibat tak ada lagi pendapatan,” katanya.
Wabup Habur mengatakan, daya beli rendah sekali akibat keadaan ini. Maka soal itu harus diatasi dengan operasi pasar dari Bulog. Harga beras dalam operasi pasar sudah pasti bisa terjangkau dari harga di pasaran yang melambung menjadi Rp 15.000/kg atau Rp 680.000 hingga Rp 700.000 ribu per karung 50 kg.
Kepada Bulog Ruteng, Wabup Habur meminta untuk tidak henti mengadakan operasi pasar beras dan kebutuhan lainnya di pelbagai kecamatan di Matim. Dengan itu, kebutuhan masyarakat bisa tetap terpenuhi secara baik. *
Penulis:Christo Lawudin/Editor:Anton Harus