BORONG, FLORESPOS.net-Cuaca ekstrem selama hampir sepekan ini membuat nelayan di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak melaut.
Kaharuddin, salah seorang warga Pota, Kelurahan Pota, berprofesi nelayan, Senin (6/2/2023), mengatakan hujan dan gelombang di Pantai Utara sangat tinggi membuat nelayan tidak bisa melaut.
Akibat cuaca ekstrem itu, kata dia, para nelayan umumnya trauma sehingga mereka mengurungkan niat untuk melaut mencari ikan.
“Untuk konsumisi harian, nelayan biasanya memancing di pinggir dan juga ada beberapa muara. Beberapa nelayan yang tidak melaut memperbaiki alat tangkapan dan sebagian mengecet kembali kapal tangkapan,” katanya.
Senada juga disampaikan Usman, warga Kelurahan Nanga Baras. Menurut dia, untuk mengisi waktu beberap nelayan membantu keluarga yang membersihkan sawah dan sebagain menarik kendaraan untuk ojek.
Usman mengatakan, nelayan tidak berani melaut karena cuaca sangat tidak bersahabat. Dia mengatakan, beruntung daerah Kelurahan Pota, Nanga Baras cukup banyak pekerjaan karena hamparan sawah dan pertanian ladang.
“Nelayan sedikit terbantu dengan menjadi tenaga harian di beberap keluarga seperti membersihkan rumput baik di sawah maupun ladang sehingga tetap ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,” katanya.
Kaharuddin dan Usman berharap cuaca segera membaik dan bersahabat, sehingga mereka bisa kembali melaut mencari ikan baik untuk konsumsi maupun untuk dijual kepada masyarakat lainnya.
Pantauan Florespos.net, Senin (6/2/2023), sejumlah perahu nelayan di Pota, dilabuhkan di bibir pantai. Sejumlah nelayan terlihat sedang memperbaiki alat tangkap dan mengecat bodi perahu mereka.*
Penulis: Albert Harianto / Editor: Wentho Eliando