ENDE, FLORESPOS.net-Nasib 309 tenaga honor yang dioutsorcingkan di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), belum jelas. Mereka akan dipetakan lagi sesuai kebutuhan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan tidak semuanya terkover menjadi tenaga outsourcing daerah karena disesuaikan dengan anggaran.
Di tengah kegalauan menunggu kepastian ini mereka malah diarahkan memasukkan surat lamaran ke salah satu perusahaan yang akan menjadi vendor mengelola tenaga outsourcing di Ende.
Faktanya hingga saat ini, Pemkab Ende belum mengumumkan perusahaan atau vendor resmi yang akan menangani tenaga outsourcing di Ende.
Informasi yang dihimpun Florespos.net beberapa hari belakangan di beberapa honorer yang namanya masuk dalam 309 tenaga yang dioutsorcingkan mengaku melamar ke PT Bhakti Mandiri Utama (BMU). Kantor PT BMU ini beralamat di Kantor Dinas Transnaker Kabupaten Ende.
Dalam surat lamaran itu pelamar melampirkan syarat sebagai berikut fotocopy KTP, fotocopy KK, NPWP, Kartu Kuning, SIM (sopir), sertifikat pelatihan (security), BPJS, fotocopy nomor rekening bank, pas foto 4×6 (3 lembar).
Sekda Kabupaten Ende, Agustinus G. Ngasu yang dikonfirmasi media ini, Sabtu (28/1/2023) melalui pesan WhatsApp mengatakan, saat ini belum ada perusahaan yang dikontrak dengan OPD mana pun karena tenaga yang akan dioutsourcing oleh semua OPD belum final.
Terkait dengan adanya informasi calon tenaga outsourcing yang sudah melamar ke PT BMU, kata Sekda Ende, ia tidak mengetahui itu dan itu urusannya para pencari kerja.
Kepala BKPSDM Ende, Fransisco Versailes juga senada dengan Sekda Ende. Kepala BKPSDM Ende juga mengaku tidak tahu dan mengatakan bahwa saat ini belum ada perusahaan resmi yang diumumkan dan kontrak dengan Pemkab Ende.
Sementara itu Kepala Dinas Transnaker Kabupaten Ende, Kapitan Lingga yang dikonfirmasi Florespos.net, Senin (30/1/2023) di Kantor Bupati Ende usai rapat dengan Bupati Djafar tidak bisa membantah fakta tersebut.
Ia mengakui perusahaan itu hanya meminjam ruangan pada salah satu gedung di kantor Dinas Transnaker Ende.
“Mereka hanya pinjam pakai salah satu ruangan di asrama milik Transnaker. Perusahaan itu hanya pake sebentar saja,” katanya.
Saat ditanya wartawan tentang ada calon tenaga outsourcing yang melamar ke perusahaan itu, Kadis Transnaker Ende, tidak memberikan jawaban yang jelas meski mengaku mengetahui hal itu.
Dia mengatakan perusahaan itu hanya menerima surat lamaran karena perusahaan ini bergerak di bidang penyedia tenaga kerja.
“Mereka menerima lamaran karena bergerak di penyedia SDM tenaga kerja. Kita yakin tenaga outsourcing di Ende pasti akan diurus dengan baik,” katanya.
Diberitakan sebelumnya di media ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende sudah menerima nama-nama tenaga honor yang tidak masuk dalam pemetaan tenaga non ASN nasional dan kemudian dioutsourcing.
Badan Kepegawaian Nasional (BKN) telah mengirim 309 nama tenaga honor yang dioutsorcingkan ke Pemkab Ende. Tenaga outsourcing itu, adalah tenaga dasar seperti sopir, penjaga malam dan cleaning service.
Meski demikian, 309 nama tenaga outsourcing yang sudah dikirim itu belum aman menjadi tenaga outsourcing di Kabupaten Ende karena masih akan dipetahkan dan dibahas lagi menyesuaikan kemampuan anggaran daerah.
Kepala BKPSDM Kabupaten Ende, Fransisco Versailes kepada wartawan, Kamis (26/1/2023) lalu menjelaskan tenaga outsourcing itu berawal dari pemetaan tenaga non ASN secara nasional dan Kabupaten Ende sebanyak 3007 tenaga honor.
Dari hasil pemetaan itu ada 309 orang yang tidak masuk dalam pemetaan sebagai tenaga non ASN dan kemudian dapat dioutsorcingkan.
Sebanyak 309 nama itu sudah dikirim oleh BKN ke Pemkab Ende. Nama- nama itu sudah diterima oleh BKPSDM Ende dan sudah diserahkan ke Sekda untuk dipetahkan lagi sesuai OPD masing- masing.
“Nama- nama itu sudah kami terima, sudah diprint dan sudah kami serahkan ke Sekda. Nama- nama ini akan dipetahkan lagi sesuai dengan OPD masing- masing,” katanya.*
Penulis: Willy Aran / Editor: Anton Harus