MAUMERE, FLORESPOS.net – Kasus demam berdarah dengue (DBD) terus meningkat di mana hingga saat ini jumlah mencapai 95 kasus, dan 33 pasien di antaranya dirawat di RSUD dr. TC Hillers Maumere, dan RS Santo Gabriel Kewapante.
Melihat peningkatan kasus DBD, Kadis Kesehatan (Kadiskes) Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus meminta elemen warga untuk gencar melakukan gerakan 4 M Plus, yakni menutup rapat tempat penampungan air; menguras tempat penampungn air seminggu sekali; mengubur atau mendaur ulang kaleng-kaleng dan botol bekas yang dapat menampung air; memantau semua wadah air yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk DBD, plus penggunaan obat nyamuk, lotion antinyamuk, pemakaian kelambu dan pemberian abate pada tempat penampungan air yang sulit dikuras.
“Mari kita gencarkan melakukan gerakan 4 Plus,” pinta Petrus Herlemus yang dihubungi Florespos.net, Senin (30/1/2023) petang.
Kadiskes Petrus Herlemus menjelaskan dari 95 kasus DBD yang terjadi selama Januari 2023 ini, ada 62 orang di antaranya dinyatakan sembuh, dan 33 orang masih dirawat pada dua RS yakni RSUD dr. TC Hillers Maumere ada 29 orang, dan 4 orang di RS Santo Gabriel Kewapante.
“Kita berharap agar pasien DBD yang masih dirawat segera pulih,” katanya.
Lakukan Pengasapan
Kadis Petrus Herlemus menambahkan selain meminta warga untuk gencar melakukan gerakan 4 M Plus, Dinkes Sikka sejak akhir pekan lalu mulai melakukan foggyng atau pengasapan di beberapa lokasi kasus DBD.
“Kemarin kita sudah melakukan fokus fongging di empat titik yang ada di Kabupaten Sikka yakni di Kota Uneng, Desa Tanaduen dan Desa Nelle Wutung,” kata Petrus Herlemus.
Diberitakan media ini sebelumnya, jumlah warga Kabupaten Sikka yang terpapar DBD sejak masa pandemi Covid-19 yakni tahun 2020 hingga 24 Januari 2023 sebanyak 2.533 orang.
Dari jumlah ini, ada 19 orang di antaranya meninggal dunia. Warga yang terpapar DBD ini sebagian besarnya berusia anak di bawah lima tahun (Balita).
Data warga terpapar DBD selama periode 2020 hingga 24 Januari 2023 ini diterima media ini dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, S.Apt, M.H, Kamis (26/1/2023).
Dari data yang ada diketahui secara rinci penggolongan kasus DBD menurut umur yang diklasifikasi 4 kategori.
Pertama, usia di bawah 1 tahun, di mana pada tahun 2020 jumlah kasus ada 48, dua di antaranya meninggal dunia, Tahun 2021 jumlah kasus DBD ada 3 orang, tidak ada yang Tahun 2022 jumlah kasus DBD sebanyak 5 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2023 ada 1 kasus, tidak ada yang meninggal.
Kedua, usia antara 1 hingga 4 tahun. Pada tahun 2020 jumlah kasus ada 285 orang, 6 orang di antaranya meninggal. Tahun 2021 ada 35 kasus, tidak ada yang meninggal dunia.Tahun 2022 ada 86 kasus, 1 orang meninggal. Tahun 2023, ada 19 kasus, tidak ada yang meninggal.
Ketiga,usia antara 5 hingga 15 tahun. Untuk tahun 2020 ada 919 kasus, ada 8 orang yang meninggal dunia. Tahun 2021, ada 80 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2022 ada 249 kasus, ada 2 orang meninggal. Tahun 2023 ada 43 kasus, tidak ada yang meninggal.
Keempat, warga berusia di atas 15 tahun , pada tahun 2020 ada 564 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2021 ada 65 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2022 ada 126 kasus, tidak ada yang meninggal. Tahun 2023 ada 5 kasus, tidak ada yang meninggal duni
Kadis Kesehatan secara khusus menyebut secara detail asal penderita DBD periode 1 hingga 24 Januari 2023 yang jumlahnya mencapai 68 kasus menurut puskesmas, di mana untuk Puskesmas Nanga 1 orang, Nita 3 orang, Nelle 5 orang, Magepanda 1 orang, Kopeta 10 orang, Beru 9 orang, Waipare 9 orang, Hewokloang 2 orang, Waigete 3 orang, Bola 3 orang, Habibola 3 orang, Mapitara 1 orang, Tanarawa 2 orang, Watubaing 5 orang, Feondari 2 orang, dan Kewapante 3 orang.
“Jumlah kasus DBD selama sejak 1 Januari hingga 24 Januari 2023 sebanyak 68 kasus, dengan rincian yang sudah sembuh ada 53 orang, dan yang masih dirawat ada 15 orang,” katanya.*
Penulis: Wall Abulat / Editor: Anton Harus