LABUAN BAJO, FLORESPOS.net – Tidak sedikit tanaman pisang di daratan Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) belakangan dikabarkan mati layu karena terserang penyakit darah/layu bakteri, termasuk di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). Hingga saat ini obatnya belum ada, kecuali tindakan preventif.
Wakil Bupati (Wabup) Mabar, Yulianus Weng, menanggapi media ini di ruang kerjanya di Labuan Bajo, Kamis (19/1/ 2023), menegaskan, pihaknya segera menangani persoalan ini. Kalau terlambat bisa fatal, dampaknya bisa merambat ke banyak hal, petani, UMKM dan lain-lain.
Langkah awal sementara yang hendak diambil Pemkab Mabar satu dua hari ke depan yakni melakukan tindakan prefentif, obatnya belum ada.
“Saya segera panggil pihak Dinas teknis. Surat semua Kepala Desa dan Camat kita. Kalau memang butuh surat dari kita, kita lakukan itu. Ini segera,” kata Wabup Weng.
Pihak Dinas TPHP, kata Wabup Weng, harus segera berkomunikasi dengan dinas teknis kabupaten lain langkah yang sudah mereka ambil untuk mengatasi layu bakteri atau penyakit yang menyerang tanaman pisang di daerahnya. Pemkab Mabar, juga segera meminta pertolongan Pemerintah Pusat/Kementerian terkait tentang hal satu ini.
Saat itu Wabup Weng sempat menelepon Kepala Dinas Tanaman, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Mabar, Laurens Halu, namun tidak mendapat jawaban.
Lalu kontak Sekretaris Dinas TPHP setempat, Idil Lar, agar segera menghadap. Beberapa saat kemudian, Idil Lar cs datangi Wabup Weng di ruang kerjanya di Labuan Bajo.
Sebelumnya, di Kantor Dinas TPHP Mabar di Labuan Bajo, menanggapi media ini, jajaran instansi itu mengungkapkan, layu bakteri serang tanaman pisang di daratan Flores sekitar 2021, antara lain Ende, dan Manggarai Raya, yaitu Manggarai Timur (Matim), Manggarai, Mabar. Dan penyakit darah masuk Mabar beberapa bulan lalu.
Ini hasil komunikasi Dinas TPHP dengan pihak lain di Flores selama ini, ungkap mereka.
Menurut mereka, di Matim, tanaman pisang yang terserang antara lain di Wae Lengga, Wae Rana, Kisol, Borong. Di Manggarai juga ada.
Tanaman pisang Mabar yang terserang layu bakteri antara lain di Desa Repi dan Watu Waja Kecamatan Lembor Selatan, di Desa Liang Sola Kecamatn Lembor, Desa Bari dan Nanga Kantor Kecamatan Macang Pacar, dan di Walang Kecamatan Komodo.
Bari salah satu kantong/daerah penghasil pisang di Mabar. Buah pisang yang terkena penyakit darah/layu bakteri bau busuk.
Layu bakteri/penyakit darah disebabkan oleh virus, bersifat menular, hidup di sel pisang yang hidup. Media penyebarannya melalu angin/udara, peralatan/parang dan lain-lain. Masa inkubasi satu-dua minggu.
Obat untuk matikan virus ini (layu bakteri/penyakit darah) belum ada. Adapun tindakan pencegahan yang bisa dilakukan antara lain sebelum parang digunakan untuk menebang pisang, terlebih dahulu dibersihkan menggunakan disenfektan.
Tanaman pisang yang sudah terkena virus perlu melakukan tindakan eradikasi, gunakan minyak tanah atau garam. Tanaman pisang yang belum terkena/terjangkit bisa beri obat trikoma sebagai tindakan pencegahan/prefentif.
Gejala tanaman pisang yang terkena virus layu antara lain akar sampai batang berwarna cokelat, daun hijau menjadi kuning, daun tua menjadi layu, dan sebagainya.
Terkait upaya pencegahan/pengendalian layu bakteri/penyakit darah pada tanaman pisang antara lain pengamatan rutin, eradikasi (tanaman yang terkena inveksi penyakit dimatikan dengan herbisida minyak tanah), sanitasi, disenfektan peralatan, bunga jantan/jantung pisang dipotong setelah sisir buah pisang terakhir, penggalian lobang/parit sekitar tanaman pisang kemudian diisi sekam lalu dibakar.
Jajaran Dinas TPHP Mabar yang hadir saat itu di kantor OPD (Organisasi Perangkat Daerah) bersangkutan yakni Idil Lar (Sekretaris Dinas setempat), Fransiskus S.Juru (Kepala Bidang Penyuluhan dan Proteksi Tanaman), Vitalis Anselmus Syukur (Koordinator POPT-PHP Petugas/Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman/Pengamat Hama dan Penyakit), Veronika Min (Pengawas Mutu Hasil), dan Bernadus Eriman (Analis Informasi Hasil Pertanian)
Di Matim dikabarkan bahwa tidak hanya pisang, keladi, ubi tatas/jalar, ubi kayu dan buah nenas belakang terserang penyakit misterius, mirip penyakit pada tanaman dan buah pisang. *
Penulis:Andre Durung/Editor: Anton Harus