Keuskupan Ruteng Punya Empat Modal dalam Mengembangkan Ekonomi Berkelanjutan

- Jurnalis

Senin, 16 Januari 2023 - 15:14 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana sidang post natal Keuskupan Ruteng

Suasana sidang post natal Keuskupan Ruteng

RUTENG, FLORESPOS.net-Pengembangan ekonomi berkelanjutan yang dicanangkan Keuskupan Ruteng, NTT, bukannya tanpa dasar. Dasarnya adalah wilayah keuskupan memiliki aneka potensi dan modal/kapital untuk dikembangkan.

Di hadapan peserta sidang pastoral post Natal, akhir pekan lalu, Uskup Ruteng, Mgr. Sipri Hormat sesuai dengan arahan khususnya yang diterima wartawan, Senin (16/1/2023) menyatakan bahwa sedikitnya ada empat potensi dan kapital yang bisa dikembangkan untuk membangun ekonomi di keuskupannya.

“Modal itu seperti modal manusia. Jumlah umat dan paroki yang banyak bisa menjadi kekuatan besar sekali bila memiliki komitmen sama untuk mengembangkan ekonomi ke depan,” katanya.

Lalu, modal fisik atau material. Hal itu berupa tanah dan sumber alam yang melimpah; modal sosial berupa ekonomi solider dalam tradisi keluarga, sosial, kultural orang Manggarai dan kearifan lokal yang selaras dengan spirit ekonomi berkelanjutan.

Baca Juga :  Keterpojokan Perempuan Indonesia oleh Budaya Patriarki

Dan, terakhir, modal spritual. Yang ini berupa kekuatan iman dan etis kristiani yang menuntun dan menggerakan kehidupan umat di Keuskupan Ruteng ini.

Uskup Sipri mengingatkan semua tentang komitmen dan perjuangan agar seluruh dinamika perekonomian itu kian mensejahterakan umat, mewujudkan keadilan sosial, dan merawat keutuhan ciptaan.

Sebelumnya, Dosen Filsafat Rm. Matias Daven Pr dalam materi berjudul Globalisasi dan Kapitalisme mengingatkan semua bahwa  tema yang dibawakannya  persis bertentangan dengan prinsip ekonomi berkelanjutan.

Baca Juga :  Polres Manggarai Timur Gelar Aneka Kegiatan, Sambut Hari Bhayangkara ke-78

“Jika konsep ekonomi berkelanjutan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia (manusia-sentris), maka ekonomi modern berorientasi pada produksi (produksi-sentris),” katanya.

Dikatakan, yang menentukan ekonomi modern bukanlah pemenuhan kebutuhan dasar, melainkan produksi. Dan perluasan dan pengembangan produksi hanya mungkin jika “budaya” konsumerisme bertumbuh dan berkembang.

Lalu, metode yang digunakan untuk mengembangkan budaya konsumerisme adalah dengan menggunakan teknik periklanan sebagai teknik promosi.

Iklan pada dasarnya merupakan sarana yang efektif untuk mengubah kebutuhan menjadi keinginan atau sarana untuk menimbulkan keinginan di hati setiap calon konsumen terhadap barang dan jasa yang tidak terlalu dibutuhkannya.*

Penulis: Christo Lawudin / Editor: Wentho Eliando

Berita Terkait

BPOLBF Audiensi dengan Pastor di Ende untuk Program Pengembangan Pariwisata Religi
Uskup Agung Ende Sambut Baik Program Pengembangan Pariwisata Religi di Flores
Sutarno, Pedagang Bakso di Kota Bajawa Resmi Terima Mobil Undian Simpedes 
Merasa Profesinya Dihina , Hendrikus Polisikan Dua Warga Nagekeo
Senator dari NTT Jadi Pimpinan Komite II DPD RI, Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Warga Ende Enggan Jadi KPPS di Pilkada, KPU Ungkap Penyebabnya dan Cari Solusi
8 Negara Ikuti IFG Labuan Bajo Maraton
Ibu Hamil dan Anak-anak Masih Minum Air Kubangan, Mayestatis: Pemda Sikka Jangan Tunggu Laporan
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 9 Oktober 2024 - 16:03 WITA

BPOLBF Audiensi dengan Pastor di Ende untuk Program Pengembangan Pariwisata Religi

Rabu, 9 Oktober 2024 - 15:57 WITA

Uskup Agung Ende Sambut Baik Program Pengembangan Pariwisata Religi di Flores

Rabu, 9 Oktober 2024 - 14:48 WITA

Sutarno, Pedagang Bakso di Kota Bajawa Resmi Terima Mobil Undian Simpedes 

Rabu, 9 Oktober 2024 - 14:31 WITA

Merasa Profesinya Dihina , Hendrikus Polisikan Dua Warga Nagekeo

Rabu, 9 Oktober 2024 - 11:01 WITA

Senator dari NTT Jadi Pimpinan Komite II DPD RI, Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Berita Terbaru