Berhulu di Hutan TWA Ruteng, Air di Kali Wae Kala Tak Mengalir Permanen

- Jurnalis

Kamis, 12 Januari 2023 - 12:24 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kondisi di dalam kali Wae Kala yang kering dan ditumbuhi semak belukar.

Kondisi di dalam kali Wae Kala yang kering dan ditumbuhi semak belukar.

RUTENG, FLORESPOS.net – Salah satu kali besar yang berhulu dalam hutan TWA Ruteng, wilayah Matim, NTT, Wae Kala, tidak berair permanen. Artinya kali besar itu hanya mengalirkan saat hujan saja.

Kondisi kali Wae Kala di Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese, Matim, .yang membelah jalan Nasional Ruteng-Borong, terpantau wartawan, Rabu (11/1/2023) sore, dipenuhi rerumputan baik di daerah aliran sungai maupun sekitarnya. Hal itu memberi tanda bahwa air jarang mengalir secara permanen pada musim hujan sekalipun.

Tidak adanya air pada kali besar itu mengindikasikan keadaan di dalam hutan TWA Ruteng yang sudah tidak baik? Apakah hutan di kawasan hulu sungai masih baik atau malah sudah gundul? Kalau hutannya masih terjaga, pasokkan air di kali sudah pasti selalu ada seperti dulu-dulu.

Baca Juga :  KPU Nagekeo Gelar Rakor Tahapan Pendaftaran Bacalon Bupati dan Wakil Bupati

Seorang pencinta burung, Herman Jaru mengatakan, kalau cerita orang-orang Desa Golo Loni, dulu Wae Kala mengalirkan air permanen. Kalau musim hujan besar sekali dan musim kering airnya tetap ada walaupun kecil saja.

“Kalau lihat keadaan sekarang, kali ini sudah jarang dialiri air. Lihat rerumputan tumbuh tinggi di dalam dan sekitar kali,” katanya.

Dikatakan, kalau keadaan alamiah kali seperti ini, tentu tidak ada masalah. Tetapi kalau kali kering karena hutan rusak, maka hal ini menjadi pertanda buruk untuk kehidupan di kawasan ini.

Baca Juga :  Apresiasi Berbagai Prestasi, Pemkab Mabar Didorong Laksanakan 10 Rekomendasi Dewan

Menurutnya, hutan TWA Ruteng ada otoritas yang menjaga dan mengelolanya agar tetap utuh dan jauh dari gangguan perusakkan. Apakah fungsi itu dilaksanakan dengan baik agar hutan tetap terjaga?

Rekannya Haris Sudin mengatakan, di sepanjang jalan mulai dari ujung Kampung Bealaing hingga Golo Loni, ada beberapa kali baik besar atau kecil yang kering. Airnya tidak terlihat mengalir pada pinggir jalan yang dilewati.

“Apakah itu memang kali mati atau kali mati akibat dari tidak terjaganya hutan yang ada sebagai penyanggah, peresap, dan penyimpan air?” katanya. *

Penulis:Christo Lawudin/editor:Anton Harus

Berita Terkait

Senator AWK Fasilitasi Buka Stand Penjualan Produk UMKM NTT di Loby DPD RI
BPOLBF Audiensi dengan Pastor di Ende untuk Program Pengembangan Pariwisata Religi
Uskup Agung Ende Sambut Baik Program Pengembangan Pariwisata Religi di Flores
Sutarno, Pedagang Bakso di Kota Bajawa Resmi Terima Mobil Undian Simpedes 
Merasa Profesinya Dihina , Hendrikus Polisikan Dua Warga Nagekeo
Senator dari NTT Jadi Pimpinan Komite II DPD RI, Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Warga Ende Enggan Jadi KPPS di Pilkada, KPU Ungkap Penyebabnya dan Cari Solusi
8 Negara Ikuti IFG Labuan Bajo Maraton
Berita ini 27 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 9 Oktober 2024 - 18:36 WITA

Senator AWK Fasilitasi Buka Stand Penjualan Produk UMKM NTT di Loby DPD RI

Rabu, 9 Oktober 2024 - 16:03 WITA

BPOLBF Audiensi dengan Pastor di Ende untuk Program Pengembangan Pariwisata Religi

Rabu, 9 Oktober 2024 - 15:57 WITA

Uskup Agung Ende Sambut Baik Program Pengembangan Pariwisata Religi di Flores

Rabu, 9 Oktober 2024 - 14:48 WITA

Sutarno, Pedagang Bakso di Kota Bajawa Resmi Terima Mobil Undian Simpedes 

Rabu, 9 Oktober 2024 - 14:31 WITA

Merasa Profesinya Dihina , Hendrikus Polisikan Dua Warga Nagekeo

Berita Terbaru