MBAY, FLORESPOS.net-Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus 2 Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, NTT, sebagai entitas insan pendidikan, memiliki peran sentral sebagai fasilitator sekaligus manajer pembelajaran.
Peran yang sentral menuntut mereka untuk terus belajar, agar selalu mampu beradaptasi dengan berbagai regulasi, kebijakan, dan tuntutan perubahan yang sangat dinamis dalam bidang pendidikan.
Dalam rangka lebih memahami sekaligus mendapatkan insight baru dan praktik-praktik baik tentang Kurikulum Merdeka, mereka mengikuti pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka.
Kegiatan ini diikuti semua guru di Gugus 2 Aesesa meliputi SDI Marapokot, SDK Stefanus, SDK Stelah Maris, SDI Tonggurambang, dan SDK Towak Laing.
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, yakni Rabu-Kamis (4-5/1/2023), di SDI Marapokot.
Ketua Gugus 2, Laurensia Liu mengharapkan agar para guru sebagai pelaksana kurikulum, sungguh-sungguh menyiapkan diri mengikuti kegiatan ini.
“Kurikulum hanyalah alat untuk membantu di dalam pelaksanaan pembelajaran. Secanggih atau sebaik apapun alat itu, apabila digunakan atau dioperasikan oleh orang yang tidak terampil maka akan sia-sia sajalah alat itu,” katanya.
“Kurikulum Merdeka sebagai alat yang akan diimplementasikan, maka para guru harus bersungguh-sungguh memahaminya bersama nara sumber,” ujarnya lagi.
Dijelaskan, Kurikulum Merdeka sebagai produk kebijakan baru dalam bidang pendidikan, secara substansi dan struktur memang memiliki kemiripan dengan kurikulum sebelumnya.
Namun, secara komposisi, prosedur, dan fleksibilitas, kurikulum meredeka memiliki perbedaan yang signifikan dengan kurikulum sebelumnya.
Perbedaan inilah yang harus dipahami secara mendalam oleh para guru sebagai garda terdepan untuk mengimplementasikan kurikulum meredeka dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Salah satu guru Kelas SDK Stefanus Felix Wajo mengatakan kegiatan ini bertujuan agar para guru di gugus 2 bisa menerapkan kurikulum tersebut.
Karena pada dasarnya, kata Felix, Kurikulum Merdeka ini merupakan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
“Sehingga Guru harus memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik,” ujarnya.
Dijelaskan, fasilitator dalam kegiatan tersebut adalah guru penggerak dari kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Disaksikan Florespos.net, kegiatan berlangsung pukul 08.00 Wita hingga 16.00 Wita berjalan aman dan lancar. *
Penulis: Arkadius Togo / Editor: Anton Harus