Prodi PJKR STKIP Citra Bakti Giat Peduli Lingkungan dan Cinta Alam di Situs Watu Ata

- Jurnalis

Minggu, 25 Desember 2022 - 13:03 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa Prodi PJKR STKIP Citra Bakti Ngada di lokasi Cagar Alam Watu Ata

Mahasiswa Prodi PJKR STKIP Citra Bakti Ngada di lokasi Cagar Alam Watu Ata

BAJAWA, FLORESPOS.net-Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada Program Studi (Prodi) PJKR, Semester 5, Selasa, (20 /12/2022), melakukan kegiatan peduli lingkungan dan cinta alam, di Cagar Alam dan Situs Watu Ata, Desa Wawowae Kecamatan Bajawa.

Kegiatan ini mahasiswa Prodi PJKR STKIP Citra Bakti Ngada juga menggandeng Komunitas Pecinta Alam dan Seni (Kompaser) Kabupaten Ngada.

Kegiatan tersebut dilangsungkan mulai pukul 09.00 sampai pukul 15.00 sore dengan terlebih dahulu tracking menuju lokasi yang berjarak cukup jauh dari pusat pemukiman warga Desa Wawowae.

Tiba di lokasi, dipandu Irenius Vinsensius Menge Mada, SH selaku Presiden Kompaser dan dosen mata kuliah Pendidikan Rekreasi yang diampu oleh Yanuarius Ricardus Natal, S.Pd.,M.Or diberi pengarahan tentang Cagar Alam dan Objek Wisata dari Kompaser, selaku pengelola.

Selanjutnya, pembersihan jalan menuju lokasi Situs Watu Ata yang sudah ditumbuhi rerumput liar. Para mahasiswa begitu antusias membersihkan di lokasi.

Di akhir kegiatan ditutup dengan pemberian materi dari Presiden Kompaser berkaitan esensi rekreasi serta prospek sport tourims yang menjanjikan bagi mahasiswa Prodi PJKR (Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi) kelak ketika sudah lulus kuliah. Peduli Penghijauan dengan penanaman pohon secara bersama.

Vinsensius Menge Mada, Presiden Kompaser mengatakan, kegiatan itu baru pertama kali dilakukan lembaga pendidikan tinggi sehingga mendapatkan antusias yang luar biasa dari lembaganya.

Baca Juga :  Di Bajawa, Seorang Pria Setubuhi Anak Sejak SMP, Kasusnya Sedang Ditangani Polres Ngada

Dalam kegiatan ini turut dihadiri dosen pendamping sekaligus pengampu mata kuliah. Sebelum pelaksanakan kegiatan dilakukan penanaman mangrove.

Menurutnya, peduli penghijauan kawasan ini sengaja dipilih karena kawasan mangrove adalah salah satu ekosistem yang sangat penting pada daerah pantai dan patut dilestarikan. Salah satu kawasan yang dikelola oleh Kompaser adalah Cagar Alam Watu Ata.

Cagar Alam Watu Ata, secara administrasi pemerintahan berada di Kota Bajawa dan Kabupaten Ngada. Untuk mencapai lokasi Cagar Alam Watu Ata dapat diakses.

Penyedia Air Kota Bajawa

Gusmao, warga setempat yang mengikut kegiatan menceritakan sejarah kawasan cagar alam ini. Cagar Alam Watu Ata memiliki panorama keindahan alam yang sangat menawan. Cagar Alam Watu Ata mempunyai fungsi yang sangat vital bagi penyediaan kebutuhan air untuk masyarakat di Kota Bajawa.

Masyarakat Bajawa, katanya, sangat peduli terhadap pelindungan dan pelestarian keberadaan kawasan Cagar Alam Watu Ata yang dibuktikan dengan komitmen prasasti Ikrar Pemuka Adat untuk menjaga dan memelihara Cagar Alam Watu Ata.

Sedangkan Satwa yang sering dijumpai adalah objek alam yang menawan dan binatang liar, yakni Landak (Hysterix branchyura), dll. Suatu hal yang sangat menarik dari kawasan ini adalah panoramanya yang indah dan air terjun serta goa.

Baca Juga :  Prima Bergabung, Paket STORI Makin Prima di Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur

Adapun habitat dan tipe ekosistem pada kawasan ini, katanya, adalah tipe hutan dataran rendah, perbukitan dan tipe vegetasi pegunungan.

Sumpah Adat

Yanuarius Ricardus Natal, S.Pd.,M.Or, dosen pengampu mengatakan, Kawasan Cagar Alam Watu Ata relative aman dan tingkat gangguan ancaman terhadap kerusakan kawasan sangatlah kecil. Karena adanya kepedulian dan keterlibatan pengelolaan kawasan yang sudah terjalin sangat baik dan masyarakat sekitarnya.

Salah satu bukti komitmen rakyat tani Watu Ata dalam menjaga hutan, katanya, adalah Sumpah Adat Ri’i yang digelar rakyat dari 9 desa di kawasan Watu Ata pada November 2009 silam.

Pada acara itu, katanya, warga desa bersumpah kepada Tuhan, leluhur, dan sesama untuk tidak membuka lahan di zona inti. Masyarakat tidak membuka lahan baru, menguasai lahan dengan cara memberi tanda tanpa pengolahan lahan (tada bheka).

Juga, membakar hutan di kawasan Watu Ata, melakukan jual beli lahan dalam kawasan, menebang pohon dalam zona inti, menangkap dan memperjualbelikan satwa yang dilindungi, melepas hewan berkeliaran dalam kawasan dan mengambil hasil dari kebun milik orang lain tanpa sepengetahuan pemilik kebun.*

Penulis: Wim de Rozari / Editor: Wentho Eliando

Berita Terkait

BPOLBF Audiensi dengan Pastor di Ende untuk Program Pengembangan Pariwisata Religi
Uskup Agung Ende Sambut Baik Program Pengembangan Pariwisata Religi di Flores
Sutarno, Pedagang Bakso di Kota Bajawa Resmi Terima Mobil Undian Simpedes 
Merasa Profesinya Dihina , Hendrikus Polisikan Dua Warga Nagekeo
Senator dari NTT Jadi Pimpinan Komite II DPD RI, Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Warga Ende Enggan Jadi KPPS di Pilkada, KPU Ungkap Penyebabnya dan Cari Solusi
8 Negara Ikuti IFG Labuan Bajo Maraton
Ibu Hamil dan Anak-anak Masih Minum Air Kubangan, Mayestatis: Pemda Sikka Jangan Tunggu Laporan
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 9 Oktober 2024 - 16:03 WITA

BPOLBF Audiensi dengan Pastor di Ende untuk Program Pengembangan Pariwisata Religi

Rabu, 9 Oktober 2024 - 15:57 WITA

Uskup Agung Ende Sambut Baik Program Pengembangan Pariwisata Religi di Flores

Rabu, 9 Oktober 2024 - 14:48 WITA

Sutarno, Pedagang Bakso di Kota Bajawa Resmi Terima Mobil Undian Simpedes 

Rabu, 9 Oktober 2024 - 14:31 WITA

Merasa Profesinya Dihina , Hendrikus Polisikan Dua Warga Nagekeo

Rabu, 9 Oktober 2024 - 11:01 WITA

Senator dari NTT Jadi Pimpinan Komite II DPD RI, Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Berita Terbaru