RUTENG, FLORESPOS.net-Para pencari kerja asal Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berminat ke Jepang kini mulai dibekali kemampuan bahasa Jepang. Pembekalan itu didapat dalam pelatihan berbahasa Jepang yang diadakan beberapa bulan ke depan.
Sesuai data dari Pemkab Manggarai yang diterima Florespos.net, Selasa (6/12/2022), pelatihan itu dibuka Bupati Hery Nabit bertempat di SMPN 1 Langke Rembong di Kota Ruteng.
Pelatihan itu sendiri merupakan tindak lanjut dari MoU antara Pemkab Manggarai dengan PT. Edigy Jaya Global dan PT Global With Us LTD Suzuki Takayuk selaku penanggung jawab pelatihan, Juli lalu.
Sebanyak 43 orang menjadi peserta pelatihan bahasa Jepang. Setelah selesai pelatihan itu, para peserta disiapkan untuk bekerja di Jepang yang difasilitasi dua perusahaan besar tersebut nantinya.
Bupati Hery Nabit, pelatihan ini adalah momen untuk bisa mengubah diri dari yang tidak tahu menjadi tahu bahasa Jepang. Untuk bisa bekerja di sana, maka penguasaan bahasa adalah hal yang mutlak.
“Kalau bahasa dikuasai, maka peluang untuk bekerja terbuka lebar. Karena itu, saya minta peserta pelatihan harus memanfaatkan dengan baik kesempatan ini,” katanya.
Dikatakan, peserta pelatihan harus mengikuti seluruh proses pelatihan dengan baik. Tidak boleh ada yang dilewatkan. Jika tidak cukup di tempat pelatihan, maka harus lanjut belajar di rumah agar hasilnya maksimal.
Menurutnya, Pemerintah barangkali tidak bisa memberikan bantuan secara langsung kepada pencari kerja. Tetapi, pemerintah membuka ruang kerja sama dengan berbagai pihak termasuk dengan adanya penyelenggaraan pelatihan seperti ini.
Selain bahasa, demikian Bupati Hery Nabit, para peserta harus melatih diri dengan kemampuan lain seperti keterampilan, perilaku yang baik, disiplin, dan lain-lain. Hal itu mutlak agar nanti bisa lolos dalam seleksi menjadi tenaga kerja di Jepang.
Bupati Hery Nabit mengatakan, pelbagai kemampuan harus dimiliki para calon tenaga kerja. Dengan itu, ketika sudah lolos dan bekerja di luar negeri bisa lebih mudah menyesuaikan diri dengan etos dan iklim kerja di Jepang.
Seorang peserta, Yanto S mengatakan, dirinya sudah bertekad untuk bekerja di luar negeri, terutama Jepang.
Karena itu, dirinya datang dengan semangat dan harapan tinggi untuk mengikuti pelatihan bahasa Jepang ini. Dirinya berjanji pada diri sendiri untuk disiplin mengikuti pelatihan agar bisa berbahasa Jepang.
“Saya ingin keluar negeri. Momennya sudah datang dengan pelatihan bahasa ini. Saya harus bisa berbahasa Jepang setelah pelatihan ini,” katanya.*
Penulis: Christo Lawudin / Editor: Anton Harus