MBAY, FLORESPOS.net-Sebanyak 50 orang asal Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), diberikan pelatihan pemandu ekowisata. Kegiatan itu, diadakan selama dua hari, Senin dan Selasa (5-6/12/2022), di Hotel Sinar Kasih.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo, Silvester Teda Sada mengatakan, pelatihan itu berlangsung selama dua hari. Para peserta mendapatkan materi dari para pemateri dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).
Setelah itu, kata dia, para peserta melakukan kunjungan lapangan di lokasi Wisata Mangrove Marapokot pada Selasa 6 November 2022.
“Jadi, target kita ada sumber daya manusia pemandu wisata khususnya wisata alam dan lebih khusus lagi wisata alam pesisir,” kata Teda Sada.
Menurutnya, Nagekeo memiliki potensi wisata mangrove yang luar biasa terbentang sepanjang pesisir pantai utara mulai dari Desa Tendakinde, Kecamatan Wolowae hingga Desa Nggolonio, Kecamatan Aesesa.
“Kita butuh tenaga pemandu terlatih, terutama pengenalan sapta pesona wisata dan standar pelayanan pariwisata,” kata Teda Seda.
Teda Seda mengatakan, dalam pelatihan itu, para peserta diharapkan mampu memiliki pemahaman lebih berkaitan dengan potensi mangrove yang mana bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
“Mereka harus mulai belajar mengenai vegetasi sehingga mampu membuat pengunjung memiliki rasa ingin tahu yang lebih dengan mangrove ini,” katanya.
Di sisi lain, dia mengajak semua pihak untuk ikut serta upaya melestarikan hutan mangrove yang belakangan banyak dieksploitasi dan dialihfungsikan untuk usaha tambak ikan.
“Mari kita jaga dan perkuat vegetasi hutan mangrove di pesisir utara,” ajaknya.
Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja dalam sambutan membuka kegiatan berharap peserta mengimplementasikan ilmu yang didapat dari pelatihan selama dua hari itu.
“Pemerintah dan masyarakat merasa rugi kalau pulang dari sini tidak berbuat apa-apa. Minimal, para peserta bisa membuat dulu untuk diri sendiri,” katanya.
Menurut Marianus, Nagekeo memiliki potensi wisata yang layak untuk dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara, sehingga butuh upaya promosi yang gencar.
“Buat orang supaya begitu menikmati ketika berada di Nagekeo. Bagaimana kita membuat orang itu kalau tidak memilih Nagekeo itu rugi,” katanya.*
Penulis: Arkadius Togo / Editor: Anton Harus