BAJAWA, FLORESPOS.net-Pelaku usaha pariwisata Kabupaten Ngada, terdiri dari para pengelola daya tarik wisata, pengelola desa wisata dan utusan pengelola homestay mengikuti kegiatan pelatihan pengelolaan usaha homestay.
Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh 44 peserta berlangsung di Kampung Adat Tololela, Desa Manubhara, Kecamatan Inerie dan dibuka oleh Bupati Ngada, Andreas Paru, Senin (5/12/2022).
Kegiatan ini dihadiri pula Kepala Dinas Pariwisata Ngada, Ivan Botha Djawa, Camat Inerie, Yasinta Una, perwakilan dari Koramil Aimere dan Kapolsek Aimere, Kepala Dinas Sosial Ngada, Wilibrodus Kadju, Kepala Bagian Prokopim Setda Ngada, Yosep Kello serta masyarakat adat Kampung Tololela.
Ketua Panitia Pelaksana, Benediktus K.Rato dalam laporannya mengatakan, pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetisi pengelola usaha homestay agar lebih profesional dan berkualitas dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan.
Pelatihan tersebut dapat memberikan gambaran pengelolaan yang baik dan tepat sesuai serta didasari dengan keunikan tersendiri dibandingkan dengan hotel atau penginapan konvensional.
Bene Rato mengatakan, melalui pelatihan tersebut diharapkan pengelola homestay atau pondok wisata akan mendatangkan keuntungan secara finansial baik kepada pemiliknya maupun masyarakat di sekitarnya.
Diharapkan, agar dalam pelatihan tersebut peserta mengetahui dan memahami karakteristik pelayanan homestay mengetahui dan memahami standar pelayanan homestay yang berlaku di negara Indonesia dan negara-negara ASEAN.
Juga memiliki pemahaman terhadap pelaksanaan persiapan dan pendampingan akan salah satu variabel penilaian Anugerah desa wisata Indonesia tahun 2023.
Menurut Bene Rato, kegiatan berlangsung selama tiga hari, tanggal 5 hingga 7 Desember 2022 di Kampung Tololela. Metode pelatihan dibagi dalam 50 persen penyampaian materi, 30 persen praktek dan 20 persen diskusi.
Kegiatan itu dibiayai dari DAK Non Fisik pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Didampingi oleh dua narasumber yang berkompeten, masing-masing Khaerul Anwar dan Indriani Setiawati dari Indecon.
Bupati Ngada Andreas Paru dalam sambutan mengatakan, Indonesian Ecotourism Network (Indecon) sangat berjasa bagi pengembangan pariwisata di Kabupaten Ngada yang telah dimulai sejak tahun 2013.
Sesuai kompetensi pemateri, dirinya yakin banyak hal positif yang terus diberikan baik ilmu dan keterampilan bagi pengembangan pariwisata di Kabupaten Ngada.
Pemerintah, katanya tidak akan melepas tangan terhadap niat dan upaya dari masyarakat dalam upaya melestarikan budayanya termasuk memperlakukan tamu yang datang berkunjung ke tempat-tempat wisata karena semua itu berimplikasi terhadap pendapatan masyarakat itu sendiri.*
Penulis: Wim de Rozari / Editor: Anton Harus