Oleh: Walburgus Abulat
Redaktur Pelaksana Flores Pos Net
SMALL is beautiful- Kecil itu indah. Demikian adagium bermakna yang bisa dilukiskan untuk menggambarkan keindahan Pantai Utara (Pantura) Flores– Nusa Bunga. Bentangan Pantura Flores menyimpan aneka pesona wisata seperti pemandangan daratan dan laut yang eksotis, aneka satwa langka, bentangan lahan pelbagai komoditas bernilai ekonomi menjadi pemandangan utama yang dijumpai di jalur pantura Flores.
Beberapa destinasi wisata yang sangat eksotis dan sangat langka bisa ditemukan di Pantura Flores. Di antaranya Objek wisata satwa langka sejenis Komodo atau yang oleh warga setempat menyebutnya Rugu yang bermangkal di Watu Pajung, Desa Nanga Mbaur, Kecamatan Sambi Rampas; pemandangan panorama Nanga Lok-paduan bentangan tanjung dan teluk yang memberikan nuansa keindahan yang luar biasa yang terletak di Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai.
Keindahan Pantura semakin utuh tatkala Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada menawarkan keindahan panorama 17 pulau yang menghiasi Pantai Riung, dan pelbagai keindahan pantura lainnya seperti bentangan areal persawahan Nanga Baras, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai, dan areal persawahan Mbay, Kabupaten Nagekeo, serta destinasi Tangga Seribu dan Bukit Salib, di Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka.
Ya, Pantai Utara (Pantura) Flores. Tak sekadar sebuah nama. Pantura Flores dalam beberapa tahun terakhir sudah menjelma menjadi nama dan tanda nomen est omen. Sebuah nama dan tanda yang mengandung janji masa depan, khususnya di bidang ekonomi. Agar jalur Pantura memiliki nilai lebih, khususnya di bidang ekonomi, maka pemerintah dan mitra kerjanya perlu memperhatikan tiga hal berikut.
Pertama, Pemerintah mesti memenuhi pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, air, dan listrik. Meski pemerintah sedang giat membangun jalan di jalur pantura, namun di beberapa titik kondisi jalan strategis itu masih terlihat berlubang-lubang seperti antara Riung dan Mbay, antara Maukaro, Maurole dan Kota Baru. Kondisi jalan yang masih berlubang selain meletihkan bagi wisatawan, juga titik jalan yang belum diaspal itu terkadang mengganggu konsentrasi wisatawan untuk menikmati keindahan pantura.
Karena itu, Pemerintah mesti mempercepat pembangunan infrastruktur jalan, air, dan listrik mulai dari Bari, Kabupaten Manggarai Barat hingga menuju Reo, Kabupaten Manggarai dan selanjutnya ke Mbay, Maukaro, Maurole, Kota Baru, Kabupaten Ende, hingga ke Kabupaten Sikka.
Kedua, butuh kerja sama dan sinergisitas antar-kementerian dan instansi vertikal lainnya dalam upaya membangun pelbagai infrastruktur pendukung pariwisata di jalur pantura. Kementerian dan BUMN terkait seperti Kementerian PUPR, Kementerian Pariwisata, Kementerian Komunikasi dan Informatika, PT PLN, dan kementerian terkait lainnya perlu bersinergi untuk memberdayakan pelbagai potensi di jalur pantura sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.
Ketiga, hilangkah ego kedaerahan dalam upaya memberdayakan pelbagai destinasi wisata di Pantura Flores. Antar kabupaten/daerah butuh konsep dan aksi bersama untuk memberdayakan pelbagai destinasi wisata yang ada, tanpa menonjolkan ego kedaerahan atau ego kabupaten.
Dalam upaya memajukan dan memberdayakan destinasi di Pantura sangat dibutuhkan sinergitas dan kekompakan setiap bupati yang membawahi wilayah di jalur pantura Flores untuk secara bersama membuat paket pariwisata Pantura-dalam unisitas tujuan memajukan pariwisata Flores, dan bukannya hanya memajukan pariwisata per kabupaten (ego daerah/ ego kabupaten).
Hemat kami, bila tiga hal di atas diperhatikan, maka pantura Flores yang sangat eksotis itu akan menjadi daya pikat bagi wisatawan, baik wisatawan domestik, wisatawan nusantara, maupun wisatawan mancanegara.
Para wisatawan bisa menikmati pelbagai destinasi wisata yang ada, dan bisa menaburkan rupiah di jalur pantura Flores sehingga memberikan dampak positif bagi pemberdayaan ekonomi warga.
Ayo, mari berdayakan Pantura Flores. Kita butuh sinergisitas berdayakan Pantura Flores. Tidak bisa, belajarlah. Tidak dapat bersungguhlah. Mustahil, cobalah.*