Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo boleh dibilang cukup aktif dalam upaya menjaga ekosistem atau keseimbangan lingkungan melalui upaya menanam bambu. Topografi yang terjal dan kondisi alam yang tandus membangkitkan kesadaran untuk menanam bambu.
Oleh karena itu di dua kabupaten tersebut kita lihat luasan daerah yang ditanami bambu cukup besar dan bertumbuh subur dan di satu dua titik dimana terdapat sumber mata air, lingkungan menjadi sejuk dan ketersediaan air terjamin.
Sebenarnya bukan hanya di dua kabupaten tersebut bambu bertumbuh subur, melainkan hal biasa yang kita temukan di seluruh Flores. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanah kita cocok untuk ditanami bambu.
Bahkan sebelum orang mengenal keterampilan menggergaji kayu di hutan-hutan, sebagian besar masyarakat Flores membangun rumah berbahan dasar bambu dan kayu-kayu lokal lainnya. Kita juga saksikan ada begitu banyak kerajinan berbahan dasar bambu yang dikerjakan di kampung-kampung dari dulu hingga sekarang.
Apa pentingnya gerakan menanam bambu tersebut untuk daerah kita.
Pertama, konservasi. Salah satu tujuan dari gerakan menanam bambu adalah memelihara, merawat dan menjaga lingkungan alam kita. Melalui gerakan menanam bambu, kita melakukan konservasi atas lingkungan alam kita. Kita perlu menjaga keseimbangan dan ekosistem alam kita dengan baik.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekosistem dapat pula disebut sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ini artinya relasi timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan begitu erat sehingga eksistensi masing-masing saling mengandaikan satu sama lain.
Tuntutan ini mendesak sifatnya oleh karena kondisi lingkungan alam kita yang labil, mudah terjadi erosi dan tanah longsor. Bencana alam seakan begitu dekat dengan kita terutama pada musim hujan. Maka menanam bambu adalah bagian dari upaya kita untuk memperkuat ketahanan lingkungan alam terhadap potensi bencana banjir dan longsor.
Kedua, konservasi mata air untuk menjamin pertanian. Jika kita menjadikan pertanian sebagai lokomotif ekonomi lokal, maka ketersediaan air menjadi salah satu syarat penting. Mustahil kita bicara pertanian tanpa bicara soal ketersediaan air.
Di beberapa kasus, lingkungan yang terpelihara dengan baik berdampak positif pada bertambahnya debit air bersih. Maka kebutuhan kita akan air minum bersih terpenuhi. Kebutuhan air untuk pertanian juga cukup tersedia.
Ketiga, menopang ekonomi masyarakat. Kita harus akui bahwa sejak beberapa puluh tahun lalu, kita mendengar kampanye menanam bambu disertai dengan janji mengolah bambu di pabrik pengolahan bambu. Artinya bambu yang ditanam masyarakat akan digunakan oleh industri pengolahan kayu sebagai alternatif di mana hutan di Indonesia makin menghilang. Sampai sekarang memang kita belum melihat permintaan pasar bambu untuk olahan industri cukup memadai.
Barangkali kita tidak perlu terlalu jauh. Mari kita mengarahkan pada olahan bambu dengan cara menghidupkan keterampilan dan kerajinan mengolah bambu yang telah lama dikenal masyarakat kita. Di tengah kampanye tidak menggunakan plastik, kita mendorong masyarakat kita untuk menghidupkan keterampilan menganyam bambu untuk berbagai keperluan. Jika demikian maka tugas kita adalah melatih masyarakat agar terampil dalam mengolah bambu untuk kerajinan tangan.
Melalui cara demikian kita mendorong masyarakat untuk mencukupkan dirinya dengan potensi lokal. Dengan demikian pula dia akan mandiri secara ekonomi. Memenuhi kebutuhan hidupnya dari tanahnya sendiri. Di tengah bertumbuhnya geliat ekonomi lokal, kita mendorong untuk menggunakan bambu. Misalnya bangunan untuk tempat usaha dibuat dari bambu. Ringkas kata ada beragam hal dimana kita bisa memanfaatkan potensi bambu untuk aktivitas ekonomi masyarakat lokal. *